Wednesday 14 February 2024

Cerita Pertama dari Pontianak

Pontianak dan Kalimantan Barat. Awalnya aku hanya mengetahui dua tempat ini saat aku belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di kala SD dulu. Ya, Pontianak adalah ibu kota dari Kalimantan Barat. Sebuah provinsi yang berada di bagian barat Pulau Kalimantan. Wilayahnya langsung berbatasan dengan Selat Karimata, yang memisahkannya dengan Pulau Sumatera.

Saat belajar IPS dulu, Pontianak dikenal dengan Kota Khatulistiwa. Hal ini disebabkan adanya garis khatulistiwa yang melalui kota itu. Khatulistiwa sendiri adalah sebuah garis yang membagi bumi menjadi dua bagian. Khatulistiwa adalah garis lintang nol derajat, yang persis membagi bumi menjadi bagian utara dan selatan. Khatulistiwa juga disebut garis ekuator.

Selanjutnya, aku mulai lebih banyak tahu soal Kalimantan Barat. Salah satunya tentang Singkawang. Menurut kabar, kota yang terletak di utara Pontianak ini sangat kental dengan budaya keturunan Tionghoa. Hal ini terkait perdagangan antarbangsa di masa lalu.

Wednesday 17 January 2024

Pekanbaru dan Museum Sang Nila Utama

Patut diakui, Pulau Sumatera menyimpan banyak keunikan. Sejak aku bekerja di Bukittinggi, aku kerap dibuat takjub dengan apa-apa yang kutemui sehari-hari. Pulau Sumatera memang sungguh kaya. Khususnya soal budaya.

Tentu yang pertama kutemui adalah adat budaya Minangkabau. Mencari nafkah di Bukittinggi, Sumatera Barat, membuatku mempunyai banyak kesempatan untuk mengeksplorasi suku yang terkenal karena rendang-nya yang lezat ini. Namun, Pulau Sumatera tidak hanya tersohor lantaran suku Minangkabau. Ada banyak suku lainnya, yang juga berasal dari pulau terluas keenam di dunia ini.

Salah satunya adalah suku Melayu. Oleh karenanya, mumpung aku masih berdomisili di Sumatera, aku berniat menjelajahi pulau ini sebisaku. Pada awal Juni 2023 lalu, ada libur tanggal merah yang menyambung dengan libur akhir pekan. Kesempatan ini kumanfaatkan untuk mengunjungi Pekanbaru.

Sunday 7 January 2024

Awal Tahun dan Wejangan yang Kudapatkan

Rasanya baru kemarin, aku menarik selimut di malam terakhir tahun 2023. Pada malam tahun baru lalu, aku memutuskan tidak ke mana-mana. Cuaca juga tidak mendukung di tempat tinggalku. Di Gadut, Agam, hujan telah turun sejak sore. Membuatku amat nyaman untuk menghabiskan malam tahun baru di rumah saja.

Jadi, jika kamu bertanya pengalamanku tatkala momen pergantian tahun barusan, aku dengan sigap akan menjawab: tidur di kasurku yang empuk. Saat bangun kembali, jam di ponsel telah berubah menjadi 1 Januari 2024. Alhamdulillah. Tahun baru, semangat baru. Dan target baru tentunya.

Saat aku menuliskan ini, tiba-tiba sudah hari ketujuh di tahun baru. Fiuuhh … saat ini aku telah berusia 36 tahun. Sungguh tak terhitung, sepanjang usiaku ini aku telah bertemu dengan orang-orang yang beragam jenisnya.

Wednesday 20 December 2023

Yuk, Sayangi Orangtua Selagi Masih Ada

Hai para pembaca semuanya. Kali ini aku ingin bercerita, soal pengalamanku hampir dua bulan yang lalu. Masih sama seperti sebelumnya. Saat ini aku masih berdomisili di Sumatera Barat. Aku bekerja di Perpustakaan Proklamator Bung Hatta. Sebuah lembaga perpustakaan plat merah yang bernaung di bawah Perpustakaan Nasional RI.

Perpustakaan tempatku bekerja ini, mempunyai berbagai layanan yang disediakan untuk segenap masyarakat. Salah satunya adalah mobil perpustakaan keliling (puskel). Mobil puskel ini sengaja disediakan supaya bisa membawa koleksi buku perpustakaan, dan dimanfaatkan oleh pengunjung yang tidak sedang berada di area gedung perpustakaan.

Mobil puskel yang dimiliki Perpustakaan Proklamator Bung Hatta menyediakan layanan secara rutin di hari Sabtu dan Minggu. Layanan puskel ini berada di Lapangan Kantin Wirabraja, Kota Bukittinggi. Mobil puskel sengaja dilayankan di sini karena Lapangan Kantin merupakan salah satu tempat publik yang ramai digunakan masyarakat Bukittinggi untuk bersantai dan berolahraga.

Wednesday 28 December 2022

Berkah Nge-MC Itu Nyata!

Di usiaku yang sudah 30-an ini, aku sungguh bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Berbagai anugerah tak henti-hentinya menghampiriku. Di antaranya kesehatan dan kesempurnaan fisik untuk beraktivitas sehari-hari. Sebuah rumah sederhana juga telah kumiliki. Dan, sebuah pekerjaan tetap.

Aku memang perlu untuk bermuhasabah lebih sering. Dengan banyaknya anugerah yang telah Tuhan berikan, aku acap luput untuk bersyukur. Padahal, apa yang aku peroleh saat ini adalah dambaan banyak orang lain di luaran sana. Mungkin saja seperti itu, ‘kan…?

Karena itulah, aku harus lebih sering mengucap alhamdulillah. Tidak hanya sekadar ucapan. Namun, memang sudah selaiknya kita sebagai manusia untuk tidak pernah lupa memanjatkan syukur kepada Tuhan. Bukankah kita adalah salah satu makhluk-Nya?

Saturday 3 December 2022

Tak Ada Tempat yang Senyaman Rumah, Betul ‘kan?

Tidak ada tempat yang senyaman rumah. Ya, di dunia ini, rumah adalah sebuah tempat yang spesial. Barangkali ungkapan tersebut berlebihan. Namun kurasa, setiap orang memiliki pandangannya masing-masing soal rumah. Dan bagiku, rumah adalah sebuah tempat yang tidak tergantikan.

Bagiku, rumah adalah jujugan. Rumah adalah sebuah tempat yang akan selalu ‘menerima’ kita, apapun dan bagaimanapun keadaan kita. Rumah adalah tempat ternyaman, yang posisinya tak akan tergantikan.

Berbicara soal rumah, aku jadi teringat sebuah film berjudul Timeline. Film yang rilis pada 2003 ini dibintangi di antaranya Gerard Butler dan Paul Walker. Sesuai judulnya, film ini berkisah tentang perjalanan yang berkaitan dengan waktu.